Rabu, 15 April 2015

PROSES SOSIAL



A.  Pengertian Proses Sosial
Proses sosial didartikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama (Selo Soemarjan, 1964).  Proses sosial adalah setiap interaksi sosial yang berlangsung dalam suatu jangka waktu yang sedemikian rupa hingga menunjukkan pola-pola pengulangan hubungan perilaku dalam kehidupan masyarakat. Pembahasan proses soial dalam mata kuliah ini dibatasi pada bentuk-bentuk interaksi sosial, yaitu bentuk-bentuk yang tampak apabila orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia mengadakan hubungan satu dengan lainnya.
Pengetahuan mengenai proses-proses sosial sangatlah penting, karena memungkinkan seseorang memperoleh pengertian segi-segi dinamis atau gerak dari masyarakat. Proses sosial berpangkal pada interaksi sosial yang dapat terjadi baik antar perorangan maupun kelompok dalam masyarakat. Interaksi sosial merupakan proses dasar dan pokok dalam setiap masyarakat, dan sifat-sifat manusia dipengaruhi sangat mendalam oleh tipe-tipe utama interaksi sosial yang berlangsung di dalamnya.
Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa adanya interaksi sosial maka tidak akan ada kehidupan dalam masyarakat. Pergaulan hidup akan terjadi dalam suatu kelompok sosial apabila terjadi suatu kerja sama, saling bicara, dan sebagainya untuk mencapai suatu tujuan. Di sisi lain, untuk mencapai suatu tujuan terjadi suatu persaingan bahkan dapat menimbulkan suatu konflik.
B.  Penyebab Terjadinya Proses Sosial
3
 
Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas sosial.Interaksi soail merupakan hubungan-hubungan yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, kelompok dengan keompok atau orang perorangan dengan kelompok. Interaksi sosial terjadi karena masing-masing sadar bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan orang lain. Maka dari itu manusia melakukan interaksi sosial untuk melakukan proses sosial.
C.  Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Dalam proses sosial baru dapat dikatakan terjadi interaksi sosial, apabila telah memenuhi persyaratan sebagai aspek kehidupan bersama, yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi sosial.
a.    Kontak Sosial (Social Contact)
Kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih melalui melalui percakapan dengan saling mengerti tantang maksud dan tujuan masing-masing dalam kehidupan masyarakat.Kontak sosial dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung.
Kontak sosial berlangsung dalam tiga bentuk (Soerjono Soekanto : 59 ) yaitu sebagai berikut :
1)   Antara orang perorangan
Kontak sosial ini dalah apabila anak kecil mempelajari kebiasaan-kebiasaan dalam keluarganya. Proses demikian terjadi melalui komunikasi, yaitu suatu proses diman anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat dimana dia menjadi anggota.
2)   Antara orang perorangan dengan suatu kelompok atau sebaliknya.
Kontak sosial ini misalnya adalah apabila seseorang merasakan bahwa tindakan-tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat.
3)   Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.
Umpamanya adalah dua partai politik yang bekerja sama untuk mengalahkan partai politik lainnya.
b.   Komunikasi (Communication)
Menurut Soerjono Soekanto, komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badan atau sikap) perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut. Dengan adanya komunikasi maka perasaan dan sikap seseorang dapat diketahui dan dipahami.
Dalam komunikasi kemungkinan sekali terjadi berbagai macam penafsiran terhadap tingkah laku orang lain. Seulas senyum misalnya, dapat ditafsirkan sebagai keramah tamahan, sikap bersahabat atau bahkan sebagai sikap sinis dan sikap ingin menunjukan kemenangan.
D.  Klasifikasi Interaksi Sosial
1)   Berdasarkan jumlah orang
a.    Individu dengan individu
b.    Individu dengan kelompok
c.    Kelompok dengan kelompok
2)   Berdasarkan tingkat keintiman
a.    Primer dan sekunder
b.    Meinschaft dan gesselschaft
3)   Berdasarkan proses sosial
a.    Bersifat positif (Assosiatif)
Bentuk interaksi sebagai proses sosial yang bersifat assosiatif ialah:
1.    Cooperation (Kerja Sama)
Beberapa sosiolog menganggap bahwa kerja sama merupakan bentuk
interaksi sosial yang pokok. Sosiolog lain menganggap bahwa kerja sama merupakan proses utama. Golongan terakhir tersebut memahamkan kerja sama untuk menggambarkan sebagian besar bentuk-bentuk interaksi sosial atas dasar bahwa segala macam bentuk inetarksi tersebut dapat dikembalikan kepada kerja sama. Kerja sama di sini dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.
Bentuk dan pola-pola kerja sama dapat dijumpai pada semua kelompok manusia. Kebiasaan-kebiasaan dan sikap-sikap demikian dimulai sejak masa kanak-kanak di dalam kehidupan keluarga atau kelompok-kelompok kekerabatan. Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang dapat digerakkan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua. Juga harus ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian kerja srta balas jasa yang akan diterima. Dalam perkembangan selanjutnya, keahlian-keahlian tertentu diperlukan bagi mereka yang bekerja sama, agar rencana kerja samanya dapat terlaksana dengan baik. Kerjasama dapat dibedakan berdasarkan tempat dan bentuknya Adapun kerjasama berdasarkan tempat yaitu :
a)    Kerja sama primer
Kerja sama primer yaitu kerja sama yang terjadi dalam keluarga. Para pelaku kerja sama primer adalah seluruh anggota keluarga. Kerjasama primer biasanya bersifat spontan dan tidak ada perencanaan terlebih dahulu.Tidak ada pembagian tugas seara khusus, namun dalam pelaksanaannya setiap individu berusaha meleburkan diri dengan orang-orang yang ada di lingkungan tersebut dan berusaha untuk menjadi bagian daari kelompoknya.
b)   Kerja sama sekunder
Kerja sama sekunder yaitu kerja sama yang terjadi pada kelompok sekunder. Kerja sama yang terjalin lebih bersifat rasiona,l terencana, dan teratur. Adanya pembagian tugas yang jelas bagi setiap anggota kelompoknya. Kerja sama sekunder tidak hanya terbatas pada sebuah organisasi tetapi juga meliputi wilayah yang luas. Beberapa contoh kerjasama sekunder diantaranya RT, desa, perusahaan lembaga pendidikan, partasi politik, PBB, ASEAN, OPEC, AFTA dan lain-lain.
c)      Kerja sama tersier.
Kerja sama tersier yang dilakukan oleh pihak yang memiliki sikap murni opportunis. Organisasi mereka sangat longgar dan gampang pecah.Contoh hubungan burh dengan pimpinan perusahaan, hubungan dua partai dalam usaha melawan partai ke tiga.
Jenis kerja sama berdasarkan bentuknya diantaranya :
a)    Kerukunan
Kerukunan  merupakan salah satu bentuk kerja sama yang paling sederhana dan paling sering dilakukan di dalam masyarakat. Contoh kerjasama kerukunan adalah gotong royong, mendirikan rumah ibadah, membangun jembatan, membangun jalan, dan lain-lain.
b)   Tawar-menawar (Bargaining)
Kerja sama bargaining merupakan bentuk kerja sama yang diperoleh dari suatu kesepakatan setelah terjadinya tawar menawar atau kompromi oleh beberapa pihakk bersangkutan untuk mencapai satu tujuan. Kerjasama bargaining umumnya terjadi dalam bentuk perdagangan untuk kesepakatan harga.
c)    Kooptasi (Cooptation)
Kooptasi merupakan bentuk kerja sama berupa diterimanya unsure-unsur baru dalam suatu organisasi dengan tujuan untuk mencegah terjadinya perpecahannatau keguncangan dalam tubuh organisasi. Contohnya adalah pemerintah Indonesia menyetujui diterapkannya hukum islam di Nangroe Aceh Darussalam untuk mencegah disintegrasi bangsa.
d)   Koalisi (Coalition)
Koalisi merupakan bentuk kerja sama perpaduan atau kombinasi antara dua belah pihak atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama. Contohnya koalisi anta fraksi di DPR.
e)    Joint Venture
Joint venture merupakan bentuk kerja sama antara pihak asing dan pihak-pihak setempat dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu. Contohnya kerja sama PT Axson Mobil Co. LTD dan Pertamina dalam mengelola proyek penambangan minyak.
2.    Consensus (Kesepakatan bersama/Persetujuan)
Yang dimaksud dengan consensus adalah suatu persetujuan yang berupa lisan atau ucapan dan tulisan dimana hal tersebut memiliki syarat-syarat kerja sama yang telah disepakati. Contohnya yaitu hubungan dan ikatan dua Negara dalam hal politik internasional
3.    Assimilation (Asimilasi)
Asimilasi adalah proses dimana berbagai kebudayaan melebur menjadi satu. Menurut Mayor Polak dalam bukunya “Asas-asas Sosiologi” halaman 239 disebutkan: Asimilasi adalah proses dua kebudayaan yang berbeda, lama kelamaan berkembang sehingga menjadi sejarah. Misalnya :
·      Kebudayaan Arab dengan kebudayaan Indonesia
·      Kebudayaan Barar dengan kebudayaan Indonesia, dan sebagainya.
Proses asimilasi timbul bila ada :                                                             
·      Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya.
·       Orang perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama.
·      Kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri.
Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah:
·      Toleransi\
·      Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
·       Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
·       Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
·      Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
·      Perkawinan campur (amalgamation)
·      Adanya musuh bersama di luar.
Faktor-faktor umum yang dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi adalah:
·      Terisolasi kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat.
·      Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi.
·      Perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi.
·      Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu
·      lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
·      Perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri badaniah.
·      In-group feeling yang kuat.
·      Golongan minoritas mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa.
·      Perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi
b.    Bersifat negative (Dissosiatif)
1.    Konflik (Persengketaan)
Konflik adalah usaha yang dengan sengaja menentang, melawan, atau memaksa kehendak orang lain. Konflik biasanya timbul dari adanya kepentingan yang bertentangan, terutama kepentingan ekonomi, dan sering juga karena perebutan kedudukan dan kekuasaan. Dipandang dari segi terjadinya, maka konflik ini ada dua macam:
a.    Corparete conflict yaitu terhadi antara grup dengan grup dalam satu masyarakat.
b.    Personal conflict yaitu terjadi antara individu dengan individu, biasanya hal ini disebabkan karena perebutan kekuasaan, kekayaan, iri hati dan sebagainya.
Akibat dari bentuk-bentuk pertentangan adalah sebagai berikut :
·      Bertambahnya solidaritas “in-group” atau malah sebaliknya yaitu terjadi goyah dan retaknya persatuan kelompok
·      Perubahan kepribadian
·      Akomodasi, dominasi dan takluknya satu pihak tertentu
2.    Kompetisi (Persaingan)
Persaingan adalah suatu proses social, di mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian public atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Ada beberapa bentuk persaingan, di antaranya :
a.    Persaingan ekonomi. Timbul karena terbatasnya persediaan apabila dibandingkan dengan jumlah konsumen.
b.    Persaingan kebudayaan. Menyangkut persaingan kebudayaan, keagamaan, lembaga kemasyarakatan seperti pendidikan, dan sebagainya.
c.    Persaingan kedudukan dan peranan. Di dalam diri seseorang maupun di dalam kelompok terdapat keinginan-keingian untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan yang terpandang.
d.   Persaingan ras. Perbedaan ras baik karena perbedaan warna kulit, bentuk tubuh, maupun corak rambut dan sebagainya, hanya merupakan suatu perlambang kesadaran dan sikap atas perbedaanperbedaan dalam kebudayaan.
Persaingan dalam batas-batas tertentu dapat memiliki beberapa fungsi, antara lain :
a.       Menyalurkan keinginan-keinginan individu ata u kelompok yang bersifat kompetitif
b.      Sebagai jalan di mana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian, tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing.
c.       Merupakan alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan social
d.      Alat untuk menyaring para warga golongan karya (fungsional) yang akhirnya akan menghasilkan pembagian kerja yang efektif.


 

BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Proses sosial adalah setiap interaksi sosial yang berlangsung dalam suatu jangka waktu yang sedemikian rupa hingga menunjukkan pola-pola pengulangan hubungan perilaku dalam kehidupan masyarakat. Penyebab terjadinya interaksi sosial adalah karena manusia menyadari bahwa mereka tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan oranglain dalam kehidupannya.
B.       Saran
Dalam penyususan makalah ini tidaklah sempurna, tapi semoga isi dari makalah Pendidikan IPA di Kelas Rendah yang berjudul “Karakteristik pembelajaran IPA Berdasarkan Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Tematik Terpadu” ini dapat memberikan pengetahuan serta wawasan yang lebih luas bagi para pembaca. Kami berharap khususnya untuk para Dosen dan Mahasiswa bisa menggunakan makalah ini menjadi sebuah revisi dan bisa lebih mengembangkannya mejadi lebih baik lagi.
















11
 
 
Daftar Pustaka
Ahmadi, A. (1991). “Sosiologi Pendidikan”.Jakarta: PT RINEKA CIPTA
Faudillah, M.A. (2012). “Proses Sosial”. [Online]
Tersedia:http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-45460-Makalah-Proses%20Sosial.html (Diakses 04 April 2015)
12
 
_____. (2013). “Pengertian Kerja Sama dan Bentuk-bentuknya”. [Online]
Tersedia:http://www.bimbie.com/kerja-sama.htm (Diakses 04 April 2015)

0 komentar:

Posting Komentar