Rabu, 15 April 2015

TEORI MEDAN



TEORI MEDAN
MAKALAH

DisusununtukMemenuhiSalah Satu Tugas Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan
                                                                                           
Dosen :Dra. Ade Rokhayati, M.Pd.











Disusun oleh :
Kelompok 3
AdindaSilviana                       (1300060)
AnanditaCyntisaDwiPutri      (1304778)
AnggiSaputra              (1305476)
MuhamadRifqiWaldani          (1303489)
2A PGSD




PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS TASIKMALAYA
2015


BAB II
PEMBAHASAN
A.       Pengertian Teori Medan
Salah satu cara untuk meneliti tingkah laku manusia ialah dengan membahas medio sosiopsychis manusia, dengan membahas medan sosial manusia. Cara ini terkenal dengan nama teori medan atau field theory yang dijarkan oleh Dr. Kurt Lewin dalam psikologi dan dikembangkan dalam psikologi sosial oleh J. F. Brown.Seorang psikolog, Kurt Lewin (1935,1936) dalam (Hasan Mustafa, : 6) mengkaji perilaku sosial melalui pendekatan konsep "medan"/"field" atau "ruang kehidupan" - life space. Untuk memahami konsep ini perlu dipahami bahwa secara tradisional para psikolog memfokuskan pada keyakinan bahwa karakter individual (instink dan kebiasaan), bebas - lepas dari pengaruh situasi di mana individu melakukan aktivitas.Namun Lewin kurang sepaham dengan keyakinan tersebut.Menurutnya penjelasan tentang perilaku yang tidak memperhitungkan faktor situasi, tidaklah lengkap. Dia merasa bahwa semua peristiwa psikologis apakah itu berupa tindakan, pikiran, impian, harapan, atau apapun, kesemuanya itu merupakan fungsi dari "ruang kehidupan"- individu dan lingkungan dipandang sebagai sebuah konstelasi yang saling tergantung satu sama lainnya. Artinya "ruang kehidupan" merupakan juga merupakan determinan bagi tindakan, impian, harapan, pikiran seseorang.Lewin memaknakan "ruang kehidupan" sebagai seluruh peristiwa (masa lampau, sekarang, masa datang) yang berpengaruh pada perilaku dalam satu situasi tertentu.Bagi Lewin, pemahaman atas perilaku seseorang senantiasa harus dikaitkan dengan konteks - lingkungan di mana perilaku tertentu ditampilkan. Intinya, teori medan berupaya menguraikan bagaimana situasi yang ada (field) di sekeliling individu bepengaruh pada perilakunya. Sesungguhnya teori medan mirip dengan konsep "gestalt" dalam psikologi yang memandang bahwa eksistensi bagian-bagian atau unsur-unsur tidak bisa terlepas satu sama lainnya. Misalnya, kalau kita melihat bangunan, kita tidak melihat batu bata, semen, kusen, kaca, secara satu persatu.Demikian pula kalau kita mempelajari perilaku individu, kita tidak bisa melihat individu itu sendiri, lepas dari konteks di mana individu tersebut berada.

Psikologi Gestalt menyatakan bahwa gejala psikologi terjadi pada suatu medan atau lapangan (filed) yang merupakan suatu system yang saling tergantung (interdependent) yang meliputi persepsi dan pengalaman masa lampau. Unsur-unsur individu dari medan tidak dapat di pahami tanpa mengetahui medan tersebut sebagai suatu keseluruhan. Adapun teori lapangan Kurt Lewin sangat dipengaruhi oleh aliran Psikologi Gestalt.Oleh karena itu tidak mengherankanjika teori lapangan dari Kurt Lewin juga sangat mengutamakan keselesuruhan daripada elemn atau bagian dalam studinya tentang jiwa manusia.Teori ini menggunakan metode konstruktiv atau disebut juga metode genetic.Metode tersebt adalah metode yang digunakan Lewin sebagai metode klasifikasi.Metode Klasifikasi menurutnya mempunyai kelemahan karena hanya mengelompkan objek studi berdasarkan persamaan-persamaannya saja. Konsekuensi dari metode konstruksi diantaranya :
1.      Sifat dinamis pada metode konstruktif yang mengklasifikasinkan objek stuid-studinya berdasarkan hubungan antara satu objek dengan obejk lainnya, teoti lapangan harus dapat mengungkapkan forces (daya, kekuatan) yang mendorong sutau tingkah laku.
2.      Cara pendekatan harus psikologis. Semua konsep harus didefinisikan secara operasional, namun definisi operasional dalam teori lapangan tidak objektif melainkan subjektif.
3.      Analisis dalam teori lapanagan harus berawal dari situasi sebagai keseluruhan, tidak dimulai dari elemen-elemen yang berdiri sendiri-sendiri. Dari awal yang menyeluruh itu barulah dapat dilakukan analisis terhadap masing-masing elemen ayau bagian dari situasi secara khusus.
4.      Tingkah laku harus dianalisis dalam lapangan disaat dimana tingkah laku terjadi. Cara pendektannya sistematis jadi tidak perlu menghubungkan dengan masa lalu seperti psikoanalisis.
5.      Bahasa yang digunakan dalam teori lapangan harus eksak dan logis, jadi haurs berupa bahasa matematik. Bahasa matematik menurut Lewin bersifat kualitatif. Dalam hubungan ini ia meminjam istilah-istilah dari geometri untuk menerangkan persitiwa-peristiwa psikologi.
Metode Konstruktif memerlukan konstruk-konstruk yaitu elemen dari teori lapangan, sedangkan konsep adalah elemen-elemen dari konstruk, konstruk yang terpenting dari teori lapangan tentunya adalah lapangan itu sendiri yang dalam psikologinya diartikan sebagai lapangan kehidupan (life space)
Inti daripada teori medan ini ialah meneliti struktur medan hidup (life space) beserta pribadinya, personnya, life space sosial atau medan sosial. Medan hidup ini merupakan kondisi-kondisi, syarat-syarat, dan situasi-situasi konkret yang menyertai gerak pribadi, gerak person tadi.Objek manusia dianggap sebagai organisme.
Cara bekerjanya teori medan itu mempergunakan metode hypothetico deduktif (hypothetico deductive method)Metode hypothetic deduktif dengan metode ini proposisi-proposisi tertentu dikembangkan sebgai hipotesis-hipotesis dan ditundukan kepada verifekasi dengan mendedukasikan dan membandingkan akibat-akibat itu dengan fakta-fakta, hipotesis awal dinilai berdsarkan perbandingan semacam ini, melalui prosedur yang agak rumit dan tahap pertahap. Prosedur ini merupakan pengujian panjang terhadap hipotesis yang dapat mencapai substansi hyoptesis penerimaan dan atau penolakan hypothesis
Di dalam metode deduktif proses kerja (berpikir0 mulai dengan aksioma-aksioma yang dianggap umum dengan mencari implikasi-implikasi jadi aksioma tadi kepada hal-hal yang khusus. Misalnya suatu aksiomanya semua logam dipanasi akan menuai, maka implikasinya ialah membuktikan bahwa pada tiap-tiap jenis logam yang dipanasi muai atau tidak. Aksioma yang telah dipergunakan sebagai pangkal mula penyelidikan dianggap sebagai kebenaran pokok.Lawan daripada metode deduktif ialah metode induktif yang bekerja dari kebenaran-kebenaran khusus menuju kepada kebenaran umum. Lain halnya pada teori medan, metode hypothetico deduktif mulai dengan sekedar aksioma artinya aksioma yang masih bersifat hipotesis, artinya kebenarannya harus dibuktikan, ialah dengan membuktikan kebenaran-kebenaran khusus yang terkandung dalam aksioma yang dikemukakan.
Pertanda lain dalam teori medan ialah memakai bahasa genotype (genotype secara harfiah tipe gen adalah istilah yang dipakai untuk menyatakan keadaan suatu individu atau sekumpulan individu populasi. Genotife dapat merujuk pada keadaan genetic suatu lokus maupun keseluruhan bahan genetic yang dibawa oleh kromosom atau genom.(sumber :http://id.m.wikipedia.org/wiki/genotipe) . Misalnya ketika Kurt Lewin menyelidiki watak bangsa Amerika dan Jerman, dengan melukiskan atau menyebutkan perbedaan-perbedaan kedua bangsa tadi dengan mengemukakan kenyataan-kenyataan atau dasar-dasar kondisi sosialnya, misalnya bagaimana pola kebudayaannya, bagaimana pola bahasanya, dan sebagainnya, yang berbeda dengan pelukisan dengan bahasa phenotypis (Phenotip merupakan , misalnya menyebutkan sifat-sifat dan kedua bangsa itu.
Semua hal yang menjadi dasar-dasar kondisi medan hidupnya ialah medan sosialnya, medan sosio-psikisnya, lingkungan geraknya. Dan lagi bahwa di dalam teori medan dipakailah konsepsi-konsepsi mathematis, yaitu yeng terkenal dengan psikologi tipologi atau tegasnya konsepsi-konsepsinya dilukiskan dengan gambaran-gambaran yang bersifat mathematis. Sebagai contoh untuk melukiskan person dengan life spacenya secara tipologis ialah sebagai berikut:
 



Gambar L merupakan bangun tertutup, misalnya lingkungan, elips, dan sebagainnya, dan di dalam bangun tertutup tadi terdapatlah titik P. simbol L representasi daripada life space (lingkungan, medan hidup) dan P adalah representasi person atau orangnya, manusia. L bersama P yang merupakan life spacenya dengan daerah
------
(medan) geraknya disebut locomotion. Dan untuk melukiskan gerak manusia dipakailah gambar anak panah dengan titik tangkap yang secara teknis disebut vektor
P                                          (+)
Dari gambar ini menerngkan ahwa person P bergerak menuju (+)
P
 
P
 
Kuat lemahnya gerak, berarti kuat lemahnya tingkh laku manusia dinyatakan oleh panjang atau pendek vektor.Kalau vektornya panjang, ini berarti geraknya kuat dan vise dengan vektor pendek berarti geraknya dengan kemauan kecil. Untu objek yang dituju atau ditolak oleh verson (subyek) disebut valensi, yang direresentasikan dengan tanda-tanda dan tanda (+) berarti valensi positif, ialah tujuan atau objek yang disenangi, sedang tanda adalah valensi negatif artinya objek yang ditolak atau tidak disenangi oleh person (subyek) dan cara melukiskan gerak-geik tadi adalah sebagai berikut :
I                                              (+)                                         (-) II
Misalnya anak kecil tahu di meja ada roti, dan anak ingin makan roti, gerak kemauan anak tadi digambakan dengan gambar I, tetapi sebaliknya kalau nak tadi melihat di lantai ada cacing, dan taut atau tidak senang pada cacing dan berusaha menjauhinya maka representasi tipologisnya dengan gambar II.
Selanjutnya untuk menerngkan tingkah laku manusia diakai rumus sebagai berikut :
B = F (PE) dimana dalam rumus ini terdapat simbol-simbol : B = Behavior (tingkah laku); P = Person, manusianya; E = Environment, milie; F = Fungsi, sehigga rumus tadi harus dibaca : Tingkah laku (B) adalah fungsi Person (P) dan milie (E). Artinya bahwa ingkah laku mausia itu bergantug kepada pribadi (person) dan lingkungan sekitarnya  (milie). Dus, jikalau salah satu

-----------------------
Di rumah dan E di pawai itu berbeda walaupun P tetap, tetapi B pasti berubah. Jadi dengan memanifestasikan salah satu faktor dari rumus itu tentulah faktor  yang lain berubah. Untuk mengubah B haruslah diubah P dan atau E. Sebagai contoh, untuk membina tingkah laku anak-anak sekolah ke arah tingkah laku berkepribadian nasional dapat dilaksanakan pertama-tama P diubah misalnya dididik, diajar, diberi ceramah dan sebagainya atau E diubah, misalnya dengan menyuruh orang lain di sekolah bertingkah laku yang baik, (.g berpakaian sopan), maka anak-anak tadi akan tertariklah pada situasi yang telah berubah tadi dan berusaha untuk menirunya.
Atau anak-anak diindroktrinasi dan milieu sekitar diubah sejajar dengan isi indroktrinasi pastilah tingkah lakunya akan berubah ke arah yang diharapkan. Dus, secara prinsipiil di dalam teori medan itu untuk mengubah pribadi (yang manifestasinya terlihat pada B) maka haruslah dapat mengubah medan sosialnya dan medan psikologinya. Atau dengan perkataan lain kita harus menguasai medannya, sebab sesuatu itu (e.g. kepribadiannya) tidak lain pada produk medannya maka kita dapat menciptakan apa yang kita kehendak.
Sebagai akhir pembicaraan dalam Bab V ini patutlah dikemukakan implikasi dari masalah-masalah yang telah dibahas di dalam psikopaedagogik in actionnya, implikasi sosiopaedagogisnya dalam kehidupan masyarakat sekolah.
Kita, pendidik termasuk juga orang tua dan orang dewasa lainnya, harus memahami individualitas anak-anak dan kita bina dengan interaksi sosial kea rah sosialisasi individualitas anak-anak agar supaya dapat kita bombing kea rah pribadi-pribadi manusia Pancasila Indonesia.
Di dalam kegiatan-kegiatan paedagogis haruslah kita benar-benar memberikan konsepsi dan teladan yang bersifat nasional Indonesia, ataupun bertitik tolak dari kepribadian dan kebudayaan nasional Indonesia, sehingga anak-anak dapat mengidentifikasikan kepada pendidik-pendidiknya. Tetapi perlu dijamin lebih dahulu bahwa para petugas dalam bidang pendidikan harus benar-benar telah berpribadi Indonesia sejati, sebab apabila pendidik salah satu di antaranya menyeleweng, tentulah penyelewengan akan mudah meluas.
Selain daripada itu kita harus dapat membina interaksi sosial yang sehat bagi anak-anak di sekolah maupun di rumah.Untuk bisa mengadakan interaksi yang sehat, kita harus dapat mengerti individualitas dan sosialitas anak-anak, dan kita harus dapat menciptakan iklim yang baik untuk interaksi sosial di sekolah bagi anak-anak dan seluruh warga sekolah, demikian pula di masyarakat yang lebih luas. Dan untuk bisa menciptakan iklim interaksi yang sehat kita harus dapat menguasai medan sosial anak-anak, dan dengan begitu kita dapat memanipulasi medan sosial anak-anak, penguasaan dan pemanipulasian medan mana kita arahkan kepada medan hidup masyarakat Pancasila Indonesia supaya kita dapat membina tingkah laku anak-anak kea rah pola tingkah laku manusia Indonesia baru yang berjiwa dan berwatak Pancasila.



 

1 komentar:

  1. Las Vegas (NV) Casino - Mapyro
    Welcome to Las Vegas, Nevada's biggest 서울특별 출장샵 casino! Featuring 2,176 slot machines, 원주 출장샵 over 200 table games, a 650,000 충청남도 출장샵 square foot casino 이천 출장안마 and 광양 출장마사지 more, this place is

    BalasHapus