A. Pengertian Proses Sosial
Proses
sosial didartikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan
bersama (Selo Soemarjan, 1964). Proses
sosial adalah setiap interaksi sosial yang berlangsung dalam suatu jangka waktu
yang sedemikian rupa hingga menunjukkan pola-pola pengulangan hubungan perilaku
dalam kehidupan masyarakat. Pembahasan proses soial dalam mata kuliah ini
dibatasi pada bentuk-bentuk interaksi sosial, yaitu bentuk-bentuk yang tampak
apabila orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia mengadakan hubungan
satu dengan lainnya.
Pengetahuan
mengenai proses-proses sosial sangatlah penting, karena memungkinkan seseorang
memperoleh pengertian segi-segi dinamis atau gerak dari masyarakat. Proses
sosial berpangkal pada interaksi sosial yang dapat terjadi baik antar
perorangan maupun kelompok dalam masyarakat. Interaksi sosial merupakan proses
dasar dan pokok dalam setiap masyarakat, dan sifat-sifat manusia dipengaruhi
sangat mendalam oleh tipe-tipe utama interaksi sosial yang berlangsung di
dalamnya.
Interaksi
sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa adanya
interaksi sosial maka tidak akan ada kehidupan dalam masyarakat. Pergaulan
hidup akan terjadi dalam suatu kelompok sosial apabila terjadi suatu kerja
sama, saling bicara, dan sebagainya untuk mencapai suatu tujuan. Di sisi lain,
untuk mencapai suatu tujuan terjadi suatu persaingan bahkan dapat menimbulkan
suatu konflik.
B. Penyebab Terjadinya Proses Sosial
|
C. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi
Sosial
Dalam
proses sosial baru dapat dikatakan terjadi interaksi sosial, apabila telah
memenuhi persyaratan sebagai aspek kehidupan bersama, yaitu adanya kontak
sosial dan komunikasi sosial.
a. Kontak
Sosial (Social Contact)
Kontak sosial adalah hubungan
antara satu orang atau lebih melalui melalui percakapan dengan saling mengerti
tantang maksud dan tujuan masing-masing dalam kehidupan masyarakat.Kontak
sosial dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung.
Kontak sosial berlangsung dalam
tiga bentuk (Soerjono Soekanto : 59 ) yaitu sebagai berikut :
1) Antara
orang perorangan
Kontak sosial ini dalah apabila
anak kecil mempelajari kebiasaan-kebiasaan dalam keluarganya. Proses demikian
terjadi melalui komunikasi, yaitu suatu proses diman anggota masyarakat yang
baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat dimana dia menjadi
anggota.
2) Antara
orang perorangan dengan suatu kelompok atau sebaliknya.
Kontak sosial ini misalnya adalah
apabila seseorang merasakan bahwa tindakan-tindakannya berlawanan dengan
norma-norma masyarakat.
3) Antara
suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.
Umpamanya adalah dua partai politik
yang bekerja sama untuk mengalahkan partai politik lainnya.
b. Komunikasi
(Communication)
Menurut Soerjono Soekanto,
komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain
(yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badan atau sikap) perasaan-perasaan apa
yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut. Dengan adanya komunikasi maka
perasaan dan sikap seseorang dapat diketahui dan dipahami.
Dalam komunikasi kemungkinan sekali
terjadi berbagai macam penafsiran terhadap tingkah laku orang lain. Seulas
senyum misalnya, dapat ditafsirkan sebagai keramah tamahan, sikap bersahabat
atau bahkan sebagai sikap sinis dan sikap ingin menunjukan kemenangan.
D. Klasifikasi Interaksi Sosial
1) Berdasarkan
jumlah orang
a. Individu
dengan individu
b. Individu
dengan kelompok
c. Kelompok
dengan kelompok
2) Berdasarkan
tingkat keintiman
a. Primer
dan sekunder
b. Meinschaft
dan gesselschaft
3) Berdasarkan
proses sosial
a. Bersifat
positif (Assosiatif)
Bentuk interaksi sebagai proses
sosial yang bersifat assosiatif ialah:
1. Cooperation (Kerja
Sama)
Beberapa sosiolog menganggap bahwa
kerja sama merupakan bentuk
interaksi sosial yang pokok.
Sosiolog lain menganggap bahwa kerja sama merupakan proses utama. Golongan
terakhir tersebut memahamkan kerja sama untuk menggambarkan sebagian besar
bentuk-bentuk interaksi sosial atas dasar bahwa segala macam bentuk inetarksi
tersebut dapat dikembalikan kepada kerja sama. Kerja sama di sini dimaksudkan
sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk
mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.
Bentuk dan pola-pola kerja sama
dapat dijumpai pada semua kelompok manusia. Kebiasaan-kebiasaan dan sikap-sikap
demikian dimulai sejak masa kanak-kanak di dalam kehidupan keluarga atau
kelompok-kelompok kekerabatan. Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila
orang dapat digerakkan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada
kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua.
Juga harus ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian kerja srta balas jasa
yang akan diterima. Dalam perkembangan selanjutnya, keahlian-keahlian tertentu
diperlukan bagi mereka yang bekerja sama, agar rencana kerja samanya dapat
terlaksana dengan baik. Kerjasama dapat dibedakan berdasarkan tempat dan
bentuknya Adapun kerjasama berdasarkan tempat yaitu :
a) Kerja
sama primer
Kerja sama primer yaitu kerja sama
yang terjadi dalam keluarga. Para pelaku kerja sama primer adalah seluruh
anggota keluarga. Kerjasama primer biasanya bersifat spontan dan tidak ada
perencanaan terlebih dahulu.Tidak ada pembagian tugas seara khusus, namun dalam
pelaksanaannya setiap individu berusaha meleburkan diri dengan orang-orang yang
ada di lingkungan tersebut dan berusaha untuk menjadi bagian daari kelompoknya.
b) Kerja
sama sekunder
Kerja sama sekunder yaitu kerja
sama yang terjadi pada kelompok sekunder. Kerja sama yang terjalin lebih
bersifat rasiona,l terencana, dan teratur. Adanya pembagian tugas yang jelas
bagi setiap anggota kelompoknya. Kerja sama sekunder tidak hanya terbatas pada
sebuah organisasi tetapi juga meliputi wilayah yang luas. Beberapa contoh
kerjasama sekunder diantaranya RT, desa, perusahaan lembaga pendidikan, partasi
politik, PBB, ASEAN, OPEC, AFTA dan lain-lain.
c) Kerja
sama tersier.
Kerja sama tersier yang dilakukan
oleh pihak yang memiliki sikap murni opportunis. Organisasi mereka sangat
longgar dan gampang pecah.Contoh hubungan burh dengan pimpinan perusahaan, hubungan
dua partai dalam usaha melawan partai ke tiga.
Jenis
kerja sama berdasarkan bentuknya diantaranya :
a) Kerukunan
Kerukunan merupakan salah satu bentuk kerja sama yang
paling sederhana dan paling sering dilakukan di dalam masyarakat. Contoh
kerjasama kerukunan adalah gotong royong, mendirikan rumah ibadah, membangun
jembatan, membangun jalan, dan lain-lain.
b) Tawar-menawar
(Bargaining)
Kerja sama bargaining merupakan
bentuk kerja sama yang diperoleh dari suatu kesepakatan setelah terjadinya
tawar menawar atau kompromi oleh beberapa pihakk bersangkutan untuk mencapai
satu tujuan. Kerjasama bargaining umumnya terjadi dalam bentuk perdagangan
untuk kesepakatan harga.
c) Kooptasi
(Cooptation)
Kooptasi merupakan bentuk kerja
sama berupa diterimanya unsure-unsur baru dalam suatu organisasi dengan tujuan
untuk mencegah terjadinya perpecahannatau keguncangan dalam tubuh organisasi.
Contohnya adalah pemerintah Indonesia menyetujui diterapkannya hukum islam di
Nangroe Aceh Darussalam untuk mencegah disintegrasi bangsa.
d) Koalisi
(Coalition)
Koalisi merupakan bentuk kerja sama
perpaduan atau kombinasi antara dua belah pihak atau lebih yang mempunyai
tujuan yang sama. Contohnya koalisi anta fraksi di DPR.
e) Joint
Venture
Joint venture merupakan bentuk
kerja sama antara pihak asing dan pihak-pihak setempat dalam pengusahaan
proyek-proyek tertentu. Contohnya kerja sama PT Axson Mobil Co. LTD dan
Pertamina dalam mengelola proyek penambangan minyak.
2. Consensus (Kesepakatan
bersama/Persetujuan)
Yang dimaksud dengan consensus
adalah suatu persetujuan yang berupa lisan atau ucapan dan tulisan dimana hal
tersebut memiliki syarat-syarat kerja sama yang telah disepakati. Contohnya
yaitu hubungan dan ikatan dua Negara dalam hal politik internasional
3. Assimilation (Asimilasi)
Asimilasi adalah proses dimana
berbagai kebudayaan melebur menjadi satu. Menurut Mayor Polak dalam bukunya
“Asas-asas Sosiologi” halaman 239 disebutkan: Asimilasi adalah proses dua
kebudayaan yang berbeda, lama kelamaan berkembang sehingga menjadi sejarah.
Misalnya :
· Kebudayaan
Arab dengan kebudayaan Indonesia
· Kebudayaan
Barar dengan kebudayaan Indonesia, dan sebagainya.
Proses asimilasi timbul bila ada :
· Kelompok-kelompok
manusia yang berbeda kebudayaannya.
· Orang perorangan sebagai warga kelompok tadi
saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama.
· Kebudayaan-kebudayaan
dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling
menyesuaikan diri.
Faktor-faktor
yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah:
· Toleransi\
· Kesempatan-kesempatan
yang seimbang di bidang ekonomi
· Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
· Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa
dalam masyarakat
· Persamaan
dalam unsur-unsur kebudayaan
· Perkawinan
campur (amalgamation)
· Adanya
musuh bersama di luar.
Faktor-faktor
umum yang dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi adalah:
· Terisolasi
kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat.
· Kurangnya
pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi.
· Perasaan
takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi.
· Perasaan
bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu
· lebih
tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
· Perbedaan
warna kulit atau perbedaan ciri-ciri badaniah.
· In-group
feeling yang kuat.
· Golongan
minoritas mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa.
· Perbedaan
kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi
b. Bersifat
negative (Dissosiatif)
1. Konflik
(Persengketaan)
Konflik adalah usaha yang dengan
sengaja menentang, melawan, atau memaksa kehendak orang lain. Konflik biasanya
timbul dari adanya kepentingan yang bertentangan, terutama kepentingan ekonomi,
dan sering juga karena perebutan kedudukan dan kekuasaan. Dipandang dari segi
terjadinya, maka konflik ini ada dua macam:
a. Corparete
conflict yaitu terhadi antara grup dengan grup dalam satu masyarakat.
b. Personal
conflict yaitu terjadi antara individu dengan individu, biasanya hal ini
disebabkan karena perebutan kekuasaan, kekayaan, iri hati dan sebagainya.
Akibat
dari bentuk-bentuk pertentangan adalah sebagai berikut :
· Bertambahnya
solidaritas “in-group” atau malah sebaliknya yaitu terjadi goyah dan retaknya
persatuan kelompok
· Perubahan
kepribadian
· Akomodasi,
dominasi dan takluknya satu pihak tertentu
2. Kompetisi
(Persaingan)
Persaingan adalah suatu proses
social, di mana individu atau kelompok-kelompok manusia
yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada
suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun
kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian public atau dengan mempertajam
prasangka yang telah ada, tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Ada
beberapa bentuk persaingan, di antaranya :
a. Persaingan
ekonomi. Timbul karena terbatasnya persediaan apabila dibandingkan dengan
jumlah konsumen.
b. Persaingan
kebudayaan. Menyangkut persaingan kebudayaan, keagamaan, lembaga kemasyarakatan
seperti pendidikan, dan sebagainya.
c. Persaingan
kedudukan dan peranan. Di dalam diri seseorang maupun di dalam kelompok
terdapat keinginan-keingian untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang
mempunyai kedudukan serta peranan yang terpandang.
d. Persaingan
ras. Perbedaan ras baik karena perbedaan warna kulit, bentuk tubuh, maupun
corak rambut dan sebagainya, hanya merupakan suatu perlambang kesadaran dan
sikap atas perbedaanperbedaan dalam kebudayaan.
Persaingan dalam batas-batas
tertentu dapat memiliki beberapa fungsi, antara lain :
a. Menyalurkan
keinginan-keinginan individu ata u kelompok yang bersifat kompetitif
b. Sebagai
jalan di mana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa
menjadi pusat perhatian, tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing.
c. Merupakan
alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan social
d. Alat
untuk menyaring para warga golongan karya (fungsional) yang akhirnya akan
menghasilkan pembagian kerja yang efektif.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Proses
sosial adalah setiap interaksi sosial yang berlangsung dalam suatu jangka waktu
yang sedemikian rupa hingga menunjukkan pola-pola pengulangan hubungan perilaku
dalam kehidupan masyarakat. Penyebab terjadinya interaksi sosial adalah karena
manusia menyadari bahwa mereka tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan
oranglain dalam kehidupannya.
B.
Saran
Dalam
penyususan makalah ini tidaklah sempurna, tapi semoga isi dari makalah
Pendidikan IPA di Kelas Rendah yang berjudul “Karakteristik pembelajaran IPA Berdasarkan Kurikulum 2013
dalam Pembelajaran Tematik Terpadu” ini dapat memberikan
pengetahuan serta wawasan yang lebih luas bagi para pembaca. Kami berharap
khususnya untuk para Dosen dan Mahasiswa bisa menggunakan makalah ini menjadi
sebuah revisi dan bisa lebih mengembangkannya mejadi lebih baik lagi.
|
Daftar
Pustaka
Ahmadi, A. (1991). “Sosiologi
Pendidikan”.Jakarta: PT RINEKA CIPTA
Faudillah,
M.A. (2012). “Proses Sosial”.
[Online]
Tersedia:http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-45460-Makalah-Proses%20Sosial.html
(Diakses 04 April 2015)
|
Tersedia:http://www.bimbie.com/kerja-sama.htm
(Diakses 04 April 2015)
0 komentar:
Posting Komentar